Darrel Scott menuturkan, putriku Rachel sedang duduk di taman bersama teman-temannya. Dia anak yang cantik, enerjik, optimis dan penuh pengharapan, berbakat, murid sebuah SMU di Columbia. Selagi duduk di taman menikmati makan siangnya dengan brutal ditembaki bersama beberapa temannya. Saya tahu rasa sakit karena “tidak mengetahui” apa yang sedang terjadi. Merupakan suatu hal yang “mengerikan” pada saat anda berdoa “TUHAN biarkan putriku hanya terluka dan sembunyikan dia di suatu tempat”. Itu terjadi lebih dari 24 jam sebelum kami menerima konfirmasi tentang apa yang saya takutkan: Rachel adalah salah satu korban yang meninggal. Hanya beberapa saat saja dia tidak ada lagi. Saya bersyukur pada akhirnya saya memilih untuk berpaling kepada Bapa Sorgawi yang memberi kekuatan dan kenyamanan dalam ketidakberdayaanku dan mampu untuk melihat jauh melampaui tragedi yang saya alami kepada suatu tujuan Ilahi yang muncul seiring berjalannya waktu. Darrel Scott menjadi orang yang tekun, tahan uji dan hidup penuh pengharapan kepada TUHAN. Ia dipakai TUHAN untuk menguatkan saudaranya yang mengalami penderitaan. 2Saudaraku, penderitaan bukan kesalahan, kadang TUHAN mengizinkan untuk membentuk kita supaya lebih berguna menjadi “alat di tanganNya”.(dari RENUNGAN LPMI) |