SELAMAT DATANG DI "BULETIN ERGUNA



Senin, 01 September 2008


PEDULI KASIH
Oleh: Pt. Bestari Sembiring

Pada bulan Juli-Agustus 2003, kami mengikuti Tim PI Klasis Jakarta-Palembang ke Klasis Lubuk Pakam. Sebagai Tim Pengobatan Masal merangkap Pekabaran Injil, kami lebih banyak berada di Runggun GBKP Tiga Juhar dan menginap di rumah Pendeta Roslina Sembiring.
Seorang pemuda bernama Rafles Barus, terbaring cukup lama karena sakit akibat kecelakaan yang dialaminya sewaktu masih bekerja di Jakarta pada sebuah perusahaan keluarga. Kaki kanan yang patah dan luka terbuka yang dialaminya harus diamputasi menurut dokter RS UKI yang merawatnya pada waktu itu. Orang tua tidak setuju dengan amputasi yang diusulkan, lalu diputuskan untuk memasang “pen besi” yang mengakibatkan rasa sangat sakit, sehingga akhirnya diputuskan untuk dibawa kembali ke Tiga Juhar dengan harapan pengobatan tradisional.
Namun, dalam perjalanan pulang dengan Kapal, Rafles Barus merasakan kesakitan yang amat sangat, sehingga setibanya di Medan dilakukan pengoperasian ulang di RS Siti Fajar, ternyata karena kesalahan pemasangan pen besi. Segala biaya ditanggung pihak keluarga.
Lalu, pengobatan dilakukan di rumah secara kedokteran dan tradisional, tetapi kondisinya bertambah buruk. Daging tambah membusuk, berbau dan besi pen sudah kelihatan dan ditutup dengan tudung kain kasa untuk menghidari lalat.
Kehidupan ekonomi keluarga dari hasil pertanian semakin terkuras dengan adanya musibah tersebut. Saran Tim PI agar diamputasi tidak disetujui orang tua karena biaya operasi ulang di Medan membutuhkan biaya Rp. 7 juta.
8Keluarga ini adalah anggota GBKP Tiga Juhar. Namun selama berbulan-bulan tidak mendapat perhatian karena yang bersangkutan terlihat jarang bersekutu dengan jemaat disana.
Tim PI telah menyarankan kepada Pendeta agar Runggun Gereja memberikan perhatian dan Mamre mengirim surat ke Runggun mengenai masalah tersebut.
Dalam kebaktian Minggu dimana kami sebagai pembawa Firman, diadakan sumbangan spontanitas dari jemaat untuk biaya pengobatan tersebut dan terkumpul Rp. 1 juta. Sebelumnya Nora telah menghubungi dokter bedah di Medan yang kebetulan masih saudara, dan disanggupi biaya keseluruhan Rp. 2 juta tanpa honor dokter.
Pihak orang tua diyakinkan terus. dan pada hari perpisahan Tim dengan Klasis dan Runggun Tiga Juhar, sehabis kebaktian yang bersangkutan hadir dan telah memberikan persetujuannya. Jemaat beserta Tim mengadakan pengumpulan dana dan terkumpul Rp. 2 juta sehingga dana yang tersedia menjadi Rp. 3 juta.
Pelaksanaan amputasi dilakukan di RS Siti Fajar, Padang Bulan, sewaktu kami masih berada di Medan dan berjalan dengan baik. Sekarang Rafles Barus telah sehat kembali. Satu hal yang masih perlu dibantu untuk saudara kita ini adalah sebuah kaki palsu untuk menyempurnakan peduli kasih kita.
Kasih Kristus yang telah mengorbankan diri-Nya untuk kita, patutlah kita balas dengan mengucapkan syukur dan peduli terhadap saudara kita. Dalam 1Petrus 1: 22 disebutkan: ”Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar